Sedotan Om Bayu di vaginaku sangat kuat, membuatku jadi samakin kelonjotan. Kemudian Om Bayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir vaginaku, lalu di sorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksud Om Bayu, rupanya Om Bayu mengincar clitorisku. Dia menjulurkan lidahnya, lalu dijilatnya clitorisku.“aahh..”, tentu saja aku menjerit keras sekali, aku merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai menggangkat pantatku. Om Bayu malah menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati clitorisku sambil dihisap- hisapnya.“aa.., Ooomm.., aauuhh.., aahh!”, jeritku semakin menggila. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang teramat sangat, yang ingin keluar dari dalam vaginaku, seperti mau pipis, dan aku tak kuat menahannya, namun Om Bayu yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot clitorisku dengan kuatnya.“Ooomm.., aa!”, tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Om Bayu tidak menyia-nyiakannya disedotnya vaginaku, dihisapnya seluruh cairan vaginaku. Tulang- tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lemas sekali. Aku tergolek lemas.Om Bayu kemudian bangun dan mulai melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan badanku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh Om Bayu. Mula-mula Om Bayu membuka kemejanya yang dilemparkan ke sudutKAMAR

Rasa sakit masih terasa olehku dan Om Bayu membiarkan penisnya diam saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar itu.“Om.., kenapa dimasukkan semua, kan.., janjinya hanya digosok-gosok saja?”, kataku dengan memelas, tapi Om Bayu tidak bilang apa-apa hanya senyum- senyum saja.Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu, terasa besar dan mengganjal rasanya memadati seluruh relung-relung di dalam vaginaku. Serasa sampai ke perutku karena panjangnya penis Om Bayu tersebut. Waktu saya mulai tenang, Om Bayu kemudian mulai memainkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya memompa kemaluanku. Badanku tersentak-sentak dan menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar suara, “Ssshh.., sshh.., oohh.., oohh”, dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda keseluruhan tubuhku, bayangan hitam menutupi seluruh pandanganku, sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar di mataku. Sensasi itu sudah tidak bisa dikendalikan lagi oleh pikiran normalku, seluruh tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak. Buah dadaku terasa mengeras dan puting susuku menegang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di atas tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari-jariku menggengam alas tempat tidur erat-erat, tubuhku bergetar, mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh Om Bayu ketika aku mengalami orgasme yang dahsyat. Aku merasakan kenikmatan berdesir dari vaginaku, menghantarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhku selama beberapa detik terasa tubuhku melayang- layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak bedaya, tergeletak lemah di atas tempat tidur dengan kedua tangan yang terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di lantai.Melihat keadaanku Om Bayu makin terangsang, sehingga dengan ganasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga seluruh batang penisnya terbenam dalam kemaluanku. Aku hanya bisa menggeliat lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang penisnya yang besar dan berurat itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan. Hampir sejam lamanya Om Bayu mempermainkanku sesuka hatinya, dan saat itu pula aku beberapa kali mengalami orgasme dan setiap itu terjadi, selama 1 menit aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis Om Bayu, sampai akhirnya pada suatu saat Om Bayu berbisik dengan sedikit tertahan, “Ooohh.., Riinn.., Riinn.., aakkuu.., maau.., keluar!, Ooohh.., aahh.., hhmm.., oouuhh!”. Tiba-tiba Om Bayu bangkit dan mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Sedetik kemudian, “Ccret.., crett.., crett”, spermanya berloncatan dan tumpah tepat di atas perutku. Tangannya dengan gerakan sangat cepat mengocok-ngocok batang penisnya seolah ingin mengeluarkan semua spermanya tanpa sisa.“aahh..”, Om Bayu mendesis panjang dan kemudian menarik napas lega. Dibersihkannya sperma yang tumpah di perutku. Setelah itu kami tergolek lemas sambil mengatur napas kami yang masih agak memburu sewaktu mendaki puncak kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku yang masih berpeluh untuk kemudian disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.“Terima kasih, sayang..”, bisik Om Bayu dengan mesra. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas terlelap di pelukan Om Bayu. Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang, perasaan- perasan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Om Bayu telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi, memang kalau diingat-ingat sebenarnya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Om Bayu, tentu saja aku malu mengatakannya, aku hanya pura-pura ngobrol ke sana-ke mari, sampai akhirnya Om Bayu menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu. Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertamakalinya aku merasakan kenikmatan hubungan seks

0 komentar:
Posting Komentar